Buku teks NCERT adalah salah satu sumber pembelajaran utama bagi siswa di India, yang ditulis dan diproduksi oleh para akademisi terkemuka di negara tersebut. Meskipun banyak akademisi india yang telah menulis dan berkontribusi dalam pembuatan buku-buku NCERT, ada beberapa di antara mereka yang tidak mengakui buku-buku yang mereka tulis. Fenomena ini menjadi perdebatan terbuka di kalangan akademisi India dan menarik perhatian banyak orang. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pandangan akademisi tentang buku-buku NCERT, dan dalam artikel ini kita akan membahas lebih lanjut mengapa ada beberapa akademisi di India yang menolak untuk mengakui kontribusi mereka dalam pembuatan buku-buku NCERT.>
Buku teks yang baru-baru ini menjadi kontroversi di India tidaklah hal baru. Buku tersebut sebenarnya telah diterbitkan pada awal tahun ini oleh Dewan Nasional untuk Penelitian dan Pelatihan Pendidikan (NCERT) dan telah digunakan di lebih dari 20.000 sekolah di seluruh India. NCERT adalah sebuah organisasi otonom di bawah Kementerian Pendidikan Federal yang bertanggung jawab atas mengawasi perubahan kurikulum dan konten buku teks untuk anak-anak yang mengikuti ujian di bawah Dewan Pusat Pendidikan Menengah yang dikelola oleh pemerintah.
Buku teks tersebut, The Making of the Nation (Bagian II), dimaksudkan untuk kelas XII dan memuat ringkasan sejarah India modern. Namun, bagian yang mengundang kontroversi adalah pernyataan bahwa Mughal Raja Jahangir menggantung Guru Arjan Dev, pendiri keyakinan Sikh, karena menolak untuk mendukungnya dalam peperangan menjelang musim panas.
Kontroversi seputar buku ini banyak dibahas di media sosial dan juga di parlemen India. Dewan Pendidikan Pusat mengumumkan bahwa mereka akan mengevaluasi buku teks tersebut dan mengambil tindakan sesuai. Para ahli sejarah Sikh dan beberapa kelompok Sikh juga menuntut agar adegan dalam buku tersebut diganti.
Sebelumnya, negara bagian Punjab telah mengajukan tuntutan resmi kepada pemerintah India untuk meminta penghapusan bagian-bagian dalam buku teks yang dianggap merendahkan sejarah Sikh dan menimbulkan rasa sakit hati di antara umat Sikh.
Kontroversi inilah yang menyoroti pentingnya pembuatan buku teks yang akurat dan representatif dalam pendidikan. Sejarah bukanlah subjek yang mudah dan memperhatikan perspektif yang berbeda dapat menghasilkan pemahaman yang beragam. Namun, penting bagi buku teks untuk tidak merendahkan atau mengabaikan fakta-fakta penting yang terkait dengan sejarah yang diajarkan.
Pendidikan yang akurat dan representatif akan memberikan pemahaman yang memadai dan membantu siswa mengembangkan pengalaman yang benar-benar inklusif. Oleh karena itu, penting bagi lembaga-lembaga pendidikan dan otoritas terkait untuk memperhatikan perspektif yang berbeda dan menerbitkan materi yang mempromosikan pemahaman yang akurat, seimbang, dan representatif terhadap sejarah.
#Buku #teks #NCERT #mengapa #beberapa #akademisi #India #tidak #mengakui #buku #yang #mereka #tulis