Presiden Prancis, Emmanuel Macron, diinterupsi dan dihadang oleh sekelompok warga Belanda saat berbicara di Rotterdam, Belanda pada hari Selasa, 30 Maret 2021. Macron sedang mengunjungi negara itu dalam rangka memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Aksi interupsi tersebut dilakukan oleh sekelompok warga Belanda yang menuntut agar Macron tidak mencampuri urusan dalam negeri mereka, terutama terkait dengan masalah pandemi COVID-19 yang sedang mereka hadapi. Peristiwa ini menjadi sorotan internasional dan menghebohkan media di seluruh dunia.>
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, diinterupsi oleh sekelompok pengunjuk rasa saat memberikan pidato di Belanda selama kunjungan kenegaraannya yang berlangsung selama dua hari. Macron menguraikan pandangannya mengenai masa depan Eropa di gedung konser dan budaya Amare di Den Haag ketika pengunjuk rasa mulai meneriakinya.
Salah satu pengunjuk rasa bahkan teriak, “Di mana demokrasi Prancis?” sementara yang lain membentangkan spanduk bertuliskan “presiden kekerasan dan kemunafikan”. Kemungkinan besar protes tersebut dipicu oleh oposisi terhadap reformasi pensiun yang kontroversial yang dicanangkan oleh presiden.
Di Prancis, reformasi pensiun Macron telah memicu protes besar-besaran, demonstrasi sabotage dan penutupan pajak. Sekarang tampaknya protes tersebut telah menyebar ke luar negeri, selama kunjungan Macron di Belanda.
Meskipun diinterupsi oleh demonstran, Macron tetap melanjutkan pidatonya dalam bahasa Inggris. Dia menyampaikan pesannya dengan jelas dan tegas, “Saya ingin mengatakan bahwa demokrasi adalah di mana-mana, termasuk di Prancis.” Dia membela reformasi pensiun dengan mengatakan bahwa reformasi tersebut diperlukan untuk mengatasi masalah keuangan negara dan memastikan kesejahteraan di masa depan.
Namun, sikap Macron tetap kontroversial di kalangan kelompok-kelompok oposisi. Mereka menuduh Macron sebagai pemimpin otoriter dan neoliberal yang gagal menjalankan tugasnya sebagai pemimpin yang baik untuk rakyatnya.
Tidak hanya di Prancis, oposisi terhadap Macron juga tersebar di seluruh Eropa. Beberapa pekan yang lalu, dalam sebuah referendum di Swiss, warga setempat menolak reformasi pajak yang diusulkan Macron untuk memperkuat hubungan antara Prancis dan Swiss. Hal ini menunjukkan bahwa anggapan negatif terhadap Macron semakin meluas di seluruh Eropa.
Oleh karena itu, Macron harus dapat mengatasi oposisi yang semakin meningkat dari kelompok oposisi dan demonstran. Dia harus berbicara dengan jelas mengenai rencananya dan meyakinkan masyarakat bahwa semua tindakan yang diambilnya adalah untuk kepentingan rakyat Prancis dan Eropa secara keseluruhan. Hanya dengan cara itu, dia dapat memperkuat legitimasinya dan mengatasi oposisi yang terus bertambah.
#Macron #diinterupsi #saat #berpidato #Belanda