Belakangan ini, terjadi sebuah tren di kalangan perusahaan untuk menolak pelancong. Hal ini terjadi pada banyak pengusaha yang umumnya bersifat ramah terhadap turis. Mengapa hal ini terjadi? Apa alasan di balik penolakan tersebut? Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa alasan mengapa lebih banyak perusahaan mengatakan ‘tidak' kepada pelancong akhir-akhir ini.>
Permintaan yang tidak biasa dari wisatawan menambahkan hambatan baru bagi industri pariwisata. Ini termasuk permintaan untuk menunggang singa di safari, makanan Jepang selama enam minggu selama Piala Dunia FIFA 2010 di Afrika Selatan, toples selai kacang renyah segar selama safari 18 hari di gurun Kalahari dan Botswana, serta bantal bulu di sisi kiri tempat tidur dan bantal busa di sebelah kanan. Seorang direktur dan salah satu pendiri Discover Africa, Andre Van Kets, mengatakan bahwa pemula biasanya meminta sesuatu yang tidak biasa, tetapi tugas mereka sebagai operator perjalanan adalah membantu pelancong memahami apa yang mungkin dan tidak mungkin.
Beberapa permintaan lebih terkait dengan sikap yang meremehkan norma-norma etika. Yngvar Stray, manajer umum Capella Singapura, mengatakan bahwa dalam industri hotel mewah, “kode etik pramutamu lama” adalah mengatakan ya bahkan sebelum Anda mengetahui pertanyaannya, selama itu benar secara hukum dan moral. Namun, ketika permintaan melanggar undang-undang atau standar keamanan perusahaan, permintaan tersebut lebih mudah ditolak. Ada cara lain untuk mencapai hasil yang diinginkan, kata Van Kets.
Perubahan atas nama kemajuan, seperti keberlanjutan dan kesejahteraan hewan, juga dapat memicu penolakan dari pelancong yang menyesalinya sebagai “cara baru.” Van Kets mengatakan bahwa perusahaannya pernah menghadapi perlawanan setelah membatasi safarinya pada “pengaturan satwa liar yang sebenarnya”, yaitu area di mana pemangsa dan mangsa berkeliaran bebas tanpa pagar yang memisahkan mereka. Pelancong yang ingin melihat badak liar dari dekat tidak selalu dapat dilayani.
Beberapa pelancong bahkan melihat bahwa layanan tata graha di hotel telah dihapus karena kekurangan industri yang berkelanjutan. Meskipun 82% industri yakin bahwa konsumen memahami batasan seperti ini, loyalitas pelanggan kemungkinan besar akan terpukul. Hal ini karena layanan pelanggan harus melampaui ekspektasi dan menjadi kunci untuk memuaskan pelanggan.
#Mengapa #lebih #banyak #perusahaan #mengatakan #tidak #kepada #pelancong #akhirakhir #ini